Translate

Thursday, May 29, 2014

Pilihan

Halo Wanita,
Bila pada suatu ketika, kamu mendapati dirimu menghadapi dilema, karena harus memilih suatu hal yang besar dalam hidupmu, apa yang kamu lakukan? Kalau saya, mungkin karena saya wanita yang pada dasarnya wanita itu senang bercengkrama, atau mungkin karena saya adalah saya yang suka kepo, saya akan melakukan curhat kesana dan kesini.

Jadi suatu ketika itu datang dihadapan saya, dengan wujud dua orang laki-laki yang mungkin bisa mengubah hidup saya. Apakah saya harus memilih si A atau si B? "Satu bulan! Take your time!" Kata mereka. Lalu saya mengambil waktu untuk berpikir, mengamati, dan merenungi. Dan seiring berjalannya waktu saya bukannya makin tau apa yang saya mau malah semakin galau.

Maka kemudian saya melakukan curhat, tidak hanya kepada satu orang, tidak hanya kepada satu kelompok. Tapi saya obral cerita kesana, kesana, kesana, kemana-mana. "Beb, aku galau, beb!" Begitu biasanya curhat dimulai. Dan karena teman-teman saya mungkin adalah kepoers sejati, atau mungkin hanya karena mereka teman yang baik, atau sesungguhnya mungkin mereka adalah orang yang baik pada dasarnya, mereka semua meluangkan waktu untuk mendengarkan kegelisahan saya.

"Jadi, pilih si A atau si B?"

Sebenarnya mereka bukan pilihan yang seimbang kalau kata saya. Dua-duanya jelas sama-sama orang hebat. Tapi pria yang satunya sudah terlalu sering mematahkan hati banyak orang, sehingga orang-orang jelas tidak simpatik sama dia. Boleh dikatakan, kalau saya buat list kejelekan mereka berdua yang kemudian saya jajarkan, saya akan langsung bisa menentukan tambatan hati, karena oh...sungguh deh, pria yang satu itu begitu menyedihkan masa lalunya.

Dan taukah, dari semua orang yang saya tanyai, 100% menjawab: "sudah jelaslah kamu harus memilih si A."

"Kenapa?"

"Karena si B begitu tak tertolong."

Semakin saya kejar dengan "kenapa?", akan semakin panjang list kejelekan si B.

Tapi taukan kalian, terkadang sebagai wanita saya ingin memilih pria yang baik. Karena pada dasarnya dia baik. Bukan baik karena disandingkan dengan orang lain yang jauh lebih buruk.

Dan semakin mereka bersemangat menjelek-jelekan si B

"suka main wanita"
"tidak setia"
"sombong"
"kentutnya bau"
"tidak suka kucing"
"kurang ramah"
"tidak punya selera humor"
"tidak punya akun instagram"

Semakin saya bertanya-tanya, sebenernya layakkah si A saya pilih? Apa sih kebaikan si A, selain bahwa si B lebih jelek darinya?

Dan tahukan kalian kalau saya selalu punya pilihan ketiga, yaitu diri saya sendiri?
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...