Translate

Friday, August 5, 2016

Kata Suami Saya

Suami saya bilang dia nggak rela kalau saya berhenti nulis. Katanya dia nggak nyuruh saya untuk nulis dengan satu tema khusus. Tapi pokoknya saya harus terus nulis. Kalau saya nggak suka lagi dengan satu tema yang sudah bertahun-tahun saya tulis, saya boleh berhenti nulis soal itu, tapi jangan pernah berhenti nulis.

Karena menulis bikin saya bahagia. Dan karena tulisan saya lebih gampang dipahami daripada omongan saya. Katanya :))).

Friday, April 1, 2016

Pamitan

Hai temen-temen,

Ini saatnya saya mau mengungkapkan sesuatu yang serius. Tadinya saya pengen nulis ini di blog sebelah, karena yang baca lebih banyak. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, kayaknya lebih tepat dituliskan di sini. Karena blog yang ini lebih personal aja gitu. Lebih enak kalau mau menggalau atau menyinyir. Euh..

Oke, jadi saya memutuskan untuk berhenti nulis di blog. Mmm...belum tau sih apakah mau sementara atau selamanya. Tapi yang pasti, andaikata sementara, sepertinya akan sangat laaaamaaa. Saya akan berhenti nulis di blog saya yang manapun.

Keputusan ini sudah saya pikirkan masak-masak dan bukan cuma semalam sih, tapi udah berbulan-bulan. Dan tentunya ini bukan keputusan yang mudah ya. Tapi sepertinya ini adalah hal yang tepat untuk dilakukan mengingat kondisi dan situasi saya saat ini.

Mungkin nggak banyak yang nyadar, tapi saya ini orangnya introvert. Saya kurang demen gaul sama orang-orang. Ketika saya bersikap ramah sepanjang waktu, itu membutuhkan effort yang luar biasa besar. Aslinya saya orangnya diem dan judes. Dan karena blog saya semakin banyak yang baca, saya jadi merasa ada semacam tuntutan untuk bersikap ceria, bijaksana, ramah dan penuh semangat terus. Padahal saya capek bersikap begitu.


Sunday, February 28, 2016

Diskusi dan gesekan

Salah satu teman grup WA yang saya ikuti, pernah share capture salah satu status teman FB-nya, yang kita sebut saja Ani. Ani ini bukan nama sebenarnya. Lalu kenapa saya pakai nama Ani? Karena saya barusan nonton ulang siaran Mata Najwa pas bintang tamunya Bang Haji. Mwahahahahaa....

(Dan saya suka nama Ani. Mungkin untuk seterusnya, Ani akan menjadi semacam tokoh permanen di blog saya yang ini. Jadi kalian, silahkan membiasakan diri dengan Ani.)

Bukan statusnya yang jadi perhatian di kala itu, tapi komen dari seseorang dan cara Ani menanggapi suatu komen. Jadi si Ani ini adalah seorang beauty blogger. Dia berbagi link blogpost terbarunya via Facebook.

Ngomong-ngomong saya juga beauty blogger loh. Nih klik aja www.racunwarnawarni.com.

Status tersebut kemudian dikomen oleh salah seorang followernya. Saya juga lupa kalimat pastinya bagaimana. Tapi yang jelas, si follower menanyakan kepada Ani, satu detil mengenai barang yang di review tersebut, dan juga menanyakan kenapa Ani tidak mencantumkan saja informasi tersebut pada blogpost yang dibuatnya?

Alih-alih menjawab perihal info barang yang ditanyakan, si Ani malah memilih untuk menjawab pertanyaan kedua secara panjang lebar. Dia menjelaskan bahwa merupakan pilihannya untuk memilih tidak mencantumkan informasi anu, karena...pokoknya panjang lah ya. Dan saya males menjelaskan di sini karena kamu pasti nggak mudeng. 

Ya intinya sih si Ani menjelaskan alasannya, dan kemudian meminta kepada si penanya untuk googling sendiri sahaja mengenai informasi yang dia tanyakan tersebut. 

Thursday, February 11, 2016

Kapokmu kapan!

Pas pertama kali saya ngeliat ini di timeline instagram saya, yang pertama terlintas di pikiran saya adalah: "HAHAHAH MODYAR KOWE HATER! KAPOKMU KAPAN!!!"

Terus dengan riang gembira saya share berita ini kemana-mana. Biar semua orang tau. Terutama orang-orang yang suka nge-troll di media sosial, ataupun yang baru niat mau bikin akun palsu buat maki-maki di media sosial.

Saya dari dulu termasuk yang belum paham sama trend hater ini. Maksude iya lah saya tahu rasanya benci sama seseorang. Saya juga nggak suka sama banyak manusia kok. Saya lebih seneng gaul sama kucing soalnya. Saya juga tau rasanya nggak suka sama artis tertentu. Tapi ya nggak terus saya maki-maki dia keleessss! Anjing aja kalau nggak ngerasa digangguin nggak bakal nggonggongin orang, ya kan?

Ada juga yang bilang, hater-hater yang mulutnya tajam suka maki-maki orang si sosial media itu biasanya pelampiasan karena kehidupan nyatanya yang berantakan. Karena nggak bahagia. Karena kalainan anu anu. Ya saya juga tuh nggak selalu hepi. Tapi saat nggak hepi saya juga nggak kemudian maki-maki orang lain yang nggak ada hubungannya dengan ketidak hepian saya. Nggak ada alasan yang bikin maki-maki orang itu bener loh. Kecuali kamu malaikat. Atau kamu mau didatengin malaikan?

Wednesday, February 3, 2016

Intel dan Superhero

sumber: www.funnyjunk.com
Intel itu ya, konon katanya: Berani tidak dikenal, mati tidak dicari, berhasil tidak dipuji, dan gagal dicaci maki.

Dan bukan, saya bukan lagi ngomongin Indomie Telur di burjo Babarsari yang enaknya bikin orgasm itu.

Disini, saya melihat ada kesamaan antara intel dengan Superhero. Mereka sama-sama harus menyembunyikan identitasnya. Kenapa? Ya biar nggak membahayakan orang-orang terdekatnya dong. Bayangkan kalau semua orang tahu bahwa suami saya itu adalah Zoro. Nanti musuh-musuh suami saya bakalan menculik saya untuk menekan suami saya. Mereka akan mengancam: "isterimu yang cantik jelita sudah di tangan kami. Tolong jangan kaw gagalkan rencana jahanan kami kalau kaw mau istrerimu ini kembali dalam keadaan utuh tanpa ada jari yang pothol!"

Pensiunlah suami saya jadi Zoro. Mending jadi montir aja di Astra Honda Motor.

Selain masalah keamanan isterinya yang cantik jelita, dengan mengungkapkan identitasnya, suami saya juga akan menghadapi hambatan berupa fans. Wanita mana yang nggak termehek-mehek dengan superhero? Semua wanita suka superhero seperti halnya semua wanita suka indomie dan mecin.

Ngomong-ngomong saya habis upload resep olahan Indomie super enak di sini.

Sunday, January 31, 2016

Surat Dari Praha

Saya jarang membahas film, karena saya memang nggak merasa mampu bikin review film. Tapi kali ini saya bukan mau me-review film. Saya nggak akan mengomentari soal akting, sinematografi, alur, dan lain sebagainya.

Beberapa hari yang lalu, saya dan suami nonton Mata Najwa. Segmen yang kami tonton saat itu membahas tentang mahasiswa-mahasiswa Indonesia jaman dahulu, yang dikirim Soekarno ke luar negri untuk belajar, namun tidak bisa pulang karena situasi politik di Indonesia pada saat itu.

Ngomong-ngomong soal orde baru, generasi saya mungkin adalah generasi yang paling akhir "ngeh" soal kekejaman Soeharto. Generasi adek saya bukan tidak tau sejarahnya loh ya, tapi kalau saya melihat sih (dari adek saya dan teman-teman sebayanya), mereka tahu tapi cuek.

Saat tragedi pemerkosaan dan pembantaian masal 1998, saya sudah SMP. Usia itu boleh dibilang masih kecil sih, tapi di usia itu saya dan (saya rasa) teman-teman sebaya saya yang lain juga sudah mengerti apa yang terjadi. Mereka pasti tahu apa yang menimpa saudara-saudara kita yang beretnis cina. Dan kalau tau nggak mungkin kan mereka nggak mencari tahu apa penyebabnya? Bagaimana kejadiannya? Awal mulanya? Dan lain-lainnya.

Saturday, January 30, 2016

Kepo To The Max

sumber gambar: hot.detik.com
Saya punya kebiasaan yang lumayan mengganggu. Mengganggu buat orang lain dan nggak dipungkiri kadang mengganggu juga buat saya sendiri. Yaitu kebiasaan untuk harus tau segalanya. Saya sebenarnya nggak begitu "ngeh" sama kebiasaan saya yang satu ini, karena udah kayak natural aja ya saya melakukannya. Saya baru ngeh ketika salah seorang teman baik saya mengatai saya "selo". Selo karena saya bisa tahu suatu gosip sampai detail, dan karena saya kalau baca suatu artikel atau status media sosial selalu sampai ke komen-komennya.

Saya juga nggak tau tingkah laku selo saya ini awalnya gimana. Tapi ngganjel nggak sih ketika kamu tahu sesuatu, tapi cuma sedikit? Memangnya nggak penasaran ya? Terus kalau tahu cuma di permukaan saja, bukankah malah akan besar kemungkinan timbulnya praduga yang tak diinginkan, fitnah, dan sebangsanya? Dan kalau kamu seorang blogger, menurut saya kebiasaan untuk mencari tahu sesuatu sampai detail itu pengaruhnya akan bagus sekali untuk kualitas tulisan-tulisan kamu.

Contohnya waktu saya dengar kalau Fedi Nuril nikah. Jujur aja sih, saya suka cowok gantheng. Dan Fedi Nuril itu gantheng. Jadi saya suka Fedi Nuril. Tapi nggak spesial juga, karena cowok gantheng di dunia bukan cuma Fedi Nuril. Intinya ya saya suka dia tapi nggak lebay. Pun saya sebenernya suka banyak hal, tapi nggak ada yang lebai.

Ketika saya mendengar berita Fedi Nuril nikah, saya lumayan tertarik dengan berita tersebut. Kenapa? Ya karena gantheng! Gimana sih? Udah dijelasin juga..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...