Translate

Sunday, August 12, 2012

Lagi



Ke-#selo-an saya pada suatu malam minggu membuat saya terdampar di kos Lady pada suatu siang. Segera setelah creambath dan potong rambut (Lady) dan Nasi putih + ayam goreng dan Indomie Goreng (saya), kami berangkat ke Malioboro. Dalam perjalanan kesana, kuku saya patah. Dan saya mulai merasa bahwa akan terjadi sesuatu yang tidak beres. Berdasarkan pengalaman saya yang lalu.

 

Dan benarlah apa yang saya rasa...

Di depan hotel Ina Garuda, ban motor Lady bocor. Kami terpaksa turun dari motor. Sementara tukang tambal ban masih jauh, si dekat hotel Ibis samping malioboro Mall. Maka saya berlari-lari kecil mengikuti Lady yang mendorong sambil mengegas motor.

Ternyata ban dalam dan ban luar motor harus diganti. Oke lah kalau begitu. Lebih dari dua ratus ribu rupiah harus melayang dari dompet Lady.

Sebenarnya tidak terlalu terasa kesialan kami yang pertama, karena seraya menunggu ban motor di tambal, kami berjalan-jalan ke Malioboro Mall. Membeli ini dan itu, tertahan di toko buku. Dan ketika kami menghampiri tukang tambal ban, motor sudah beres.

"Terimakasih, Pak!" Dan berlalulah kami, menuju pasar Bringharjo.

Sebentar masuk ke Ramai Mall, sebentar menyusuri emperan jalan Malioboro yang penuh pedagang kaki lima beserta benda-benda uniknya, tapi tak sempat masuk ke Mirota Batik, karena waktu terus merambat, dan jam Buka puasa semakin mendekat.

Maka kami melanjutkan perjalanan menuju Nasi Goreng Sapi depan Gereja Kota Baru. Selesai makan, kami berencana mengambil alat makeup di rumah saya. Dan lagi....

Ban Motor Lady bocor untuk yang kedua kalinya.

Kali ini terasa awan sial seakan menggelantung menaungi perjalanan kami. Dengan lokasi tukang tambal ban yang semakin jauh saja, dan daging di bawah kuku jempol saya yang semakin nyeri. Berbagai pikiran berganti-ganti memenuhi kepala saya. Tukang tambal ban di depan hotel Ibis yang nakal, atau kami yang sial? Dan ada apa dengan saya?

Rasanya orang yang berjalan dengan saya selalu harus berkali-kali sial, mengiringi patahnya kuku saya satu per satu. Kalau memang seperti itu kejadiannya, berarti yang pertama harus saya lakukan adalah membeli Lotion penguat kuku dan menyisihkan uang untuk manicure ke salon langganan. Manicure. Ha. Tak terbayang saya akan melakukan manicure. Tapi demi keselamatan jiwa orang-orang di sekitar saya, saya harus melakukannya.

Dan satu kata-kata yang terngiang di telinga saya bahkan sampai kini: "kalau tau akan sial, mending hentikan dan jangan keluar," dari tukang tambal ban kedua.

Entah ya, saya tidak punya opini mengenai kejadian hari itu. Kecuali bahwa saya memang harus manicure dan membeli lotion penguat kuku.

6 comments:

  1. waw, diposting jeng. :)).. selamat spermcure yak.. :)

    ReplyDelete
  2. hahahaha, hebat kmu mbak, blog.nya update teroooooooooos..
    aq punya 3 blog tp yg eksis cm yg beauty blog :pp

    btw, kok ngeri yak kukuny >.<

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku memang hebat, Mon. Keren banget lah pokmen ^^

      Heeh. Manicure yuk :'(

      Delete
    2. Aku ra iso mbayari. Lagi nabung nggo pindah Papua -__-

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...