Translate

Monday, August 27, 2012

RIP Neil Amstrong. Dan siapapun kamu, John Lennon :')

gambar diambil dari: http://listen.beaconaudio.com & mysteryworlds.wordpress.com


Selamat jalan, Neil Amstrong.

Kata-kata itu saya ucapkan dengan sungguh-sungguh. Dan mengutip salah satu judul artikel @tempodotcom: "Ketika melihat bulan tersenyum, ingatlah wajah Neil Amstrong". 

Saya mengamati lini masa di Twitter, banyak yang mengungkapkan duka cita, ataupun sekedar mengenang sambil tersenyum mengenai Neil Amstrong. Di lini masa pula mulai sliwar-sliwer kutipan-kutipan sepatah dua patah yang pernah diucapkan Neil Amstrong, yang tadinya saya nggak tahu.

Tapi di antara ucapan mengenang dan menduka tersebut, banyak pula yang menjadikan peristiwa ini sebagai ajang untuk mendebatkan sesuatu yang menurut saya nggak pantas untuk diperdebatkan pada masa berkabung. Nggak sopan, menurut saya :). Tapi ya namanya manusia. Selalulah ada keinginan untuk mengungkapkan pendapatnya, dan selalu mencari moment untuk berbicara #ngaca.

Hal yang diperdebatkan adalah: "Apakah benar Neil Amstrong menjejakan kaki ke bulan?"

Lalu segala teori dan spekulasi bertebaran di lini masa.
  1. "Enggak kok, cuma rekayasa. Buktinya fotonya keliatan banget ada yang janggal. Potosop gitu loh".
  2. "Ya beneran lah. Kalau enggak kenapa Uni Soviet nggak segera mengungkapkan fakta itu? Secara kan pendaratan di bulan itu ada nuansa politisnya pengen nyaingin bla bla bla..."
  3. "Lha kalau beneran, kenapa cuma taun itu tok trus habis itu mandek. Taun-taun selanjutnya nggak ada pendaratan ke Bulan lagi?"
  4. "Emang ada manfaatnya kalau ke Bulan lagi? Mahal, beroooo. Mbahmu mau mbayarin?"
Dan lain-lain. Dan lain-lain

Intinya, debat kusir. Perdebatan yang tak kunjung padam. Bahasa twitternya: #rawisuwis.


Beberapa waktu yang lalu, sebuah akun twitter yang punya ratusan ribu follower, menulis di blognya mengenai John Lennon. FYI, blognya berisi copas-copas info-info menarik dan berfolower puluhan ribu. Biasanya, bila ada ulasan mengenai John Lennon berkisar mengenai karya-karyanya yang ajib. Sayapun menggemarinya. Salah satu karyanya adalah lagu kesayangan saya. Imagine there's no countries. It isn't hard to do. Nothing to kill or die for. And no religion too. Imagine all the people living life in peace.

Kata-katanya sederhana. Bukan yang puitis dan berat. Tapi mengena :')

Tapi blog tersebut nggak membahas mengenai karya-karyanya, melainkan sisi lain dirinya. Mengenai keluarganya yang berantakan, kecenderungannya melakukan kekerasan, pengabaian terhadap anak, kecanduan narkoba, arogansi, kelabilan, dan lain-lain. Si penulis menyebut John Lennon Munafik. Menuliskan tentang perdamaian, sementara hidupnya sendiri dikelilingi kekerasan. Menuliskan kemiskinan dari salah satu kamar mewah di hotel berbintang lima di New York.


Saya membaca sampai habis artikel itu. Dan tidak merasa kecewa telah mengidolakan karyanya. Tapi kemudian saya berpikir, berapa orang yang akan kecewa dan patah hati karena artikel tersebut?



Neil Amstrong dan John Lennon mempunyai kasus yang sama. Mereka berdua adalah idola. Dan saat ini, sedang dipertanyakan ke-idol-annya? Mereka idol yang sesungguhnya, ataukah hanya tipuan yang sengaja dicitrakan?

Bagi saya, nggak akan menghasilkan apapun ketika mempertanyakan hal itu sekarang.

Oke, katakan Neil Amstrong hanya pura-pura mengunjungi Bulan, lalu melakukan pembohongan publik besar-besaran. Tapi entah benar atau tidak, berita bahwa ada manusia bumi yang pernah mengunjungi bulan memberikan udara segar bagi kita yang di bumi. Otak manusia mulai tergelitik. Banyak ilmuwan tertantang. Banyak pelajar menggiat demi cita. Mereka punya harapan karena ternyata hal yang dikata mustahil bisa dilakukan.

Dan katakan John Lennon adalah seorang milyader, yang nggak mengenal kehidupan miskin secara fisik. Tapi berapa banyak sih, orang yang mampu menggerakkan nurani orang lain melalui sebuah lagu, atau sebuah karya apapun?

Menurut saya, manusia ada porsinya masing-masing dalam kemanusiaan. Ada yang berperan sebagai penggerak, dan ada eksekutor. Semuanya memiliki peranan penting. Nggak semua orang mampu melakukan tindakan nyata seperti menjadi relawan. Dan nggak semua orang juga mampu membuat karya yang bisa membuka hati banyak orang.

Semua punya peran. Yang bisa kita lakukan hanya menjalankan tugas sesuai talenta.

Jadi, Selamat jalan, Neil Amstrong. Terimakasih telah memberi kami harapan. Dan siapapun kamu, John Lennon. Kamu tetap menyentuh jiwa :').

4 comments:

  1. Akhhh mbakk, aku suka banget postingan km yg ini >,<
    km bener2 kritis dan smart!!!
    aku setuju banget sama pernyataan km ttg "semua punya peran. Yang bisa kita lakukan hanya menjalankan tugas sesuai talenta", pas banget sama ke-galau-an yg lagi aku alamin sekarang, thx mb

    ReplyDelete
    Replies
    1. bhihihik..dibulang smart. Jadi malu *blushing*

      Galau kenapa, bu dewiii???

      Delete
    2. galau menentukan arah hidup dan tujuan bu arummmm. . .
      *halahhhh

      Delete
    3. Kan tujuan hidupmu sudah jelas, jeung. Jadi ibu tirinya putri salju. Wes paling keren kuwi jeuun!!! wkwkwkwkw...

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...