- Jangan terlalu baik, karena baik itu pangkal sial! Tokoh utamanya yang super duper baik hati, klemat-klemet, dan tidak pendendam, biasanya sial melulu. Setelah setelah kesialan tiada tara tak tertahankan abis harta benda jiwa raga, barulah bahagia. Itupun di akhir-akhir, dan tidak begitu-begitu amat. Ya Cuma bahagia saja..
- Belajarlah mengendalikan mimic muka. Tokoh antagonis yang mimiknya kelihatan licik dan jahat, biasanya akan dibenci pemirsa dan kena batunya pada akhir episode. Nah..makanya, kalau sedang merencanakan sesuatu yang licik atau sedikit jahil, sebaiknya mimic muka diatur sedemikian rupa agar tidak terlalu kelihatan kalau sedang jahat. Mungkin bisa juga dilakukan latihan pengendalian mimic muka di depan kaca.
- Jangan terlalu pemaaf pada orang jahat, dan jangan terlalu curigaan sama pacar. Tokoh utama akan sangat pemaaf pada si tokoh antagonis yang ampun-ampunan jahatnya, namun tidak mudah memaafkan pada pacar atau gebetannya sendiri, yang bahkan kesalahannya pun belum terbukti. Pada episode-episode akhir suatu sinetron, biasanya si jahat akan sadar dan minta maaf pada tokoh utama. Lalu tokoh utama akan bilang, “ah..saya sudah maapin kamu dari dulu kok!” Memang sih, tokoh utama tidak dapat apa-apa walau tidak memaafkan si jahat. Tapi kejahatan perlu diberi pelajaran khan? Biar orang jahat di muka bumi ini tidak semakin merajalela. Nah, biasanya kalau ini bukan episode akhir, si Jahat yang dimaafkan itu akan jahat lagi. Tuh khan? Tapi, ada suatu episode dimana si jahat akan bilang kalau pacar atau gebetan si tokoh utama selingkuh. Biasanya dalam situasi ini, Tokoh Utama akan mendiamkan pacarnya tanpa konfirmasi, sehingga kesalahpahaman akan semakin berlarut-larut, bahkan bisa juga sampai batal kawin.
- Kenali orang yang suka sirik dan jahat pada kita dengan baik. Cari biodata dan informasi apapun tentang dia! Karena di sinetron-sinetron, orang yang jahat dengan si tokoh utama, biasanya di pertengahan episode akan terungkap kalau dia itu ternyata adalah kakak kandung si tokoh utama, atau anak hasil selingkuhan dari bapak si tokoh utama, atau adik dari gebetan si tokoh utama, atau apapun lah. Nah..untuk mengantisipasi kekagetan-kekagetan seperti itu, ada baiknya kalau kita tahu terlebih dahulu identitas orang yang jahat dengan kita.
- Pekalah terhadap keberadaan orang gantheng di sekitar kita. Nah…ini dia yang paling saya sukai dari sifat para tokoh utama sinetron-sinetron. Mereka biasanya mampu mengenali keganthengan terpendam seorang tukang sapu, tukang ojek, pegawai bengkel, sopir, atau orang-orang yang punya pekerjaan yang jarang menjadi target lirikan kita, dan dengan cerdiknya akan jatuh cinta pada mereka. Dan jangan khawatir, di akhir episode, atau pertengahan kalau beruntung, si gantheng ini akan mendapat warisan mendadak, atau entah bagaimana identitasnya terungkap dan dia ternyata adalah orang kaya.
- Jangan mudah percaya pada berita kematian. Kerena biasanya, ibu si tokoh utama yang katanya sudah meninggal sejak melahirkannya, ternyata masih hidup dan bertahun-tahun mencarinya. Atau pacar yang kecelakaan dan mobilnya meledak, ternyata masih hidup! Cuma amnesia saja. Tapi tenaaaaaaang, begitu melihat tokoh utama, si pacar yang amnesia, akan tetap ingat kalau dia mencintainya ahak ahak..
- Percayalah bahwa hidup ini adalah serba kebetulan, dan bahwa tidak ada yang mustahil di dunia ini. Setelah menjadi penonton sinetron, saya jadi tidak kagetan lagi kalau saya menjumpai kebetulan yang aneh-aneh. Misalnya teman sekos saya ternyata mempunyai hubungan saudara dengan saya. Atau teman dekat saya naksir pacar saya. Atau teman dekat saya jadian dengan mantan pacar saya. Atau pacar saya dipecat pada hari pertama dia masuk kerja. Yah misalnya misalnya… Yang jelas saya sudah tidak terkaget-kaget lagi dalam menjalani hidup. Hehe..
Ada tambahan?
Ok, ayo nonton sinetrooonnnn!!!!
No comments:
Post a Comment