Pagi ini aku memanjat atap tertinggi,
hanya untuk melihat jalan-jalan yang dulu biasa kau lalui.
Meresapi sensasi,
bahwa pernah gegas langkahmu mengisi jalan-jalan ini,
untuk mencari inspirasi,
untuk mengejar mimpi,
atau bahkan sekedar untuk menenangkan kemanjaanku yang semakin hari semakin tak tahu diri.
Pada senja aku pasrah dibawa,
menuju dinding-dinding putih dan suci,
yang pada senja yang sama diujung minggu,
menjadi tempatku sampaikan tentang semua mimpimu pada-Nya,
tentang mimpi-mimpiku,
juga tentang riak-riak kecil yang lambat laun bergulung-gulung dalam satu gulungan ombak yang menengelamkanku tanpa ampun dalam candu warna-warni.
Lalu malam membawaku semakin jauh,
menurunkanku di ruang sempit yang nyaman,
dimana kau dengan mudah membagi mimpi dan kehangatan,
merapatkan genggaman,
mempersembahkan rasa aman,
menelusupkan harapan..
Di siang hari aku berlari mengejar mimpiku sendiri,
atau sekedar mencari inspirasi untuk bermimpi.
Bayangan kala pagi membuatku semakin kencang berlari.
Pikiran akan senja memberiku keberanian untuk terus bermimpi.
Dan kenangan tentang malam membuatku tergugu dan terdiam
*tidak akan ada malam yang hangat lagi beibehh...*
No comments:
Post a Comment