Translate

Friday, January 23, 2015

Sirik

Saat ini saya sedang mengalami sesuatu yang nggak sehat. Yaitu: saya sedih liat temen seneng. Saya berbagi bukan karena bangga yah. Saya berbagi karena butuh tempat curhat.

Katanya, kalau kita kesel ketika liat orang lain seneng (seneng yang positip), namanya kita sedang sirik. Dan alasan dari sirik adalah karena kita pengen seperti mereka tapi kita nggak bisa. Iya, saya sirik.

Saya punya temen yang udah lama banget nggak ketemu. Dulu kami sama-sama di Jogja, jadi sering ketemuan. Sekarang udah jauhan ya susahlah mau ketemu. Paling BBM-an atau email-an.

Dulu saya pernah cerita sama dia kalau saya pengen banget punya kerjaan yang ada hubungannya dengan tulis-menulis, dan saya pengen bisa keliling dunia. Kalau dia nggak pernah punya cita-cita kayak begitu. Dia dulu orangnya standart banget, kerja kantoran, dan pengen hidupnya terus stabil. Pengennya dapet jodoh juga nggak jauh-jauh dan menetap nggak jauh-jauh dari orang tua, mapan, kawin, beranak pinak, lalu mati bahagia. Itu cita-cita dia.

Tapi ternyata dia yang lulusan fakultas hukum itu malah kerja dibidang tulis menulis, dan pekerjaannya membawa dia keliling Asia. Bahkan sekarang dia sedang dalam proses menulis bukunya sendiri.

Beberapa waktu yang lalu kami ndilalah bisa ketemu. Dia cerita ini dan itu soal kesuksesannya. Dia bilang, lucu, inikan cita-cita kamu. Saya bilang, nggak lucu, aku benci sama kamu ih. Dia makin cengengesan dan makin sombong. Makanya jangan kawin kecepetan. Menghindari dosa, jawab saya. Prek, kata dia.

Ndengerin cerita dia malah bikin saya makin sewot dan uring-uringan. Sampai akhirnya saya bilang ke dia untuk nggak ngabarin saya apa-apa, karena hidupnya bikin saya sedih. Di iya-in. Eh..baru seminggu saya udah kangen dan saya yang BBM dia duluan. Makin sombong dong dia.

Salah nggak sih kalau saya kesel? Manusiawi kan ya saya sirik? Tapi kok saya merasa nggak sehat ya? Ya semoga aja kesirikan saya ini bisa memacu saya untuk menjadi lebih baik lah ya. Jadi nanti gantian saya yang bisa sombong ke dia.

4 comments:

  1. salut ses bisa menjadikan sesuatu yang negatif dalam diri menjadi semangat. tapi pada dasarnya sombong itu nggak baik. membalas kesombongan dengan kesombongan juga nggak sehat..hehe..just my thought ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah kan baru semoga, ses. Aku tuh orangnya natural sombong gitu loh. Susah aja sombong, kalau keren gini tambah sombong. Makanya mending mengarahkan kesombongan biar ga negatip. Eciyeh, sombong terarah ^^

      Delete
  2. Salam cantik, seneng liat postnya yg ini. Biasanya jd silent reader tp krn post yg ini 'aku banget' jd pgn komen deh......
    Gmana yah cara ngatasinnya? Ga enak bgt loh di dada.....serasa jd antagonis bgt sayanya hohoho

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aduh, blog galau ini ternyata punya silent reader juga :p.
      Iya sih, nggak enak banget rasanya sirik ituh. Akupun belum nemu caranya. Tapi aku berusaha jujur kok sama orang yang aku siriki bahwa aku sedang sirik. Jadi nggak sampai mengganggu pertemanan :')

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...