Katakan bagaimana aku bisa menjadi sosok penyayang, kalau meredakan amarahku sendiri pun aku tak sanggup?
Bagaimana caranya menggendong bayiku nanti, kalau tangan kiriku tak bisa mengangkat beban yang berat?
Jawaban apa yang harus aku berikan kalau anakku nanti bertanya tentang soal yang rumit, yang jawaban menurut keyakinan dan hati nuraniku malah bertentangan dengan pendapat masyarakat kebanyakan?
Apa yang harus aku lakukan ketika anakku nanti minta dikepangkan rambutnya, sementara mengangkat dua tangan sendiripun aku tak mampu?
Lalu bagaimana jika kamu dan anak kita kelak berbisik dari sebelah kananku karena seperti yang kamu tahu telinga kananku tak dapat berfungsi?
Dan apa jadinya seandainya tengah malam anakku menangis, padahal selama ini aku susah sekali dibangunkan dari tidurku?
Katamu kamu ingin makan masakanku setiap hari. Tapi bagaimana kalau pada suatu hari aku tidak lagi mau memasak? Karena selama ini aku belum pernah bisa sanggup bertahan menyukai dan melakukan suatu kegiatan rutin?
Bagaimana aku bisa menahan tangis ketika keadaan tidak menyenangkan?
Apa yang akan terjadi bila aku kehilangan kendali diri?
Bagaimana aku bisa menghadapi segala hal?
Bagaimana aku bisa menjadi istri?
Bagaimana aku bisa menjadi ibu?
Tapi katamu aku bisa. Dan walau aku tidak bisa percaya pada diriku sendiri, aku selalu percaya padamu...
~ seorang teman berkata kepada saya, hal itu bukan untuk ditanyakan atau dipikirkan, tetapi hanya untuk dijalankan. ~
terharuu mb arum :')
ReplyDelete:D
ReplyDelete