Translate

Wednesday, May 1, 2013

Marah

Dalam satu hari ini, saya sudah menulis tiga draft. Di blog ini, dan juga di blog sebelah. Tapi sepertinya kondisi saya tidak memungkinkan saya untuk membuat tulisan yang enak dibaca. Saya sedang marah saat ini. Dan tulisan saya, bahkan tulisan tentang makeup pun bernada kemarahan.

Tadi sempat satu tulisan saya di blog ini, saya publish. Tapi baru beberapa menit saya tersadar, bukan hal yang bijak menayangkan tulisan seperti itu. Karena yang sering terjadi, saya marah pada seseorang, saya menuliskan sesuatu bernada kemarahan, dan kemudian yang malah tertusuk oleh tulisan saya adalah orang lain yang sebenernya bukan target kemarahan saya. Mending kalau orangnya cuma satu. Terkadang dua, tiga, lima.

Jadi tulisan yang sempat tayang tersebut saya hapus.

Tapi kali ini, biarlah tertayang. Dan kemudian saya lega dan bisa melanjutkan menulis sesuatu yang enak dibaca. Kalaupun ada yang tertusuk, berapa orang sekalipun, berarti memang orang-orang tersebut pernah berbuat hal ini kepada saya.

Tahukah hal yang membuat kemarahan saya memuncak pada saat ini?

.....adalah karena sesuatu yang saya perbuat, dan diperbuat juga oleh banyak orang lainnya. Tapi hanya saya yang harus menanggung akibatnya secara berkepanjangan.

Yang membuat saya marah kali ini menjadikan saya bertanya-tanya kepada diri saya sendiri. Apa saya terlihat begitu lemahnya, ya? Sampai orang-orang memperlakukan saya seperti samsak tinju? Sebagai pelampiasan kemarahan? Mungkin memang saya terlihat terlalu lemah, jadi gampang saja orang memposisikan saya sebagai tumbal.

Ketika tersakiti oleh suatu hal, seseorang merasa harus melampiaskan kemarahan pada orang lain. Dan ketika ternyata penyebabnya adalah banyak orang, maka dipilihlah satu orang yang paling lemah untuk dimaki. Dan itu saya. Sayalah si lemah.

Nggak peduli sebaik apapun sikap saya, nggak peduli apapun hal baik yang dulu pernah saya lakukan kepadanya, ketika terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, beberapa orang hanya berpikir untuk menjadikan saya pelampiasan kemarahan. 

Tapi saya sedang capek jadi si lemah akhir-akhir ini. Jadi saya memilih membuang orang seperti itu, orang-orang yang menjadikan saya tumbal. Saya memilih untuk tidak mau diperlakukan seperti itu. Saya memilih menjaga jarak, sebatas menjaga hubungan saja, dan sebisa mungkin menghindari bersinggungan secara pribadi dan emosional terhadap orang-orang seperti itu.

Jadi, kamu bukan lagi bagian dari hidup saya. Jangan pernah lagi meminta tolong kepada saya, atau mengharap apapun dari saya selain kata "hai" ketika kita tidak sengaja berpapasan. Dan akan lebih baik kamu menghindari bersinggungan dengan saya juga.

Oh iya, saya nggak pernah mengenal kata sementara untuk hal-hal semacam ini.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...